Monday, April 13, 2009

SANG PENCINTA

Sang Pencinta (Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany)

Siapa yang melihat orang yang mencintai Allah Azza wa-Jalla
maka orang itu telah melihat orang yang melihat Allah Azza wa-
Jalla dengan hatinya dan masuk dengan rahasia hakikat jiwanya.
Tuhan kita Azza wa-Jalla adalah yang Maujud dan "Terlihat".

Nabi SAW bersabda:
“Kalian akan melihat Tuhan
kalian sebagaimana kalian melihat matahari dan bulan, sama
sekali tidak bisa disembunyikan
penglihatan dalam pandangannya.”
Sekarang (di dunia) Allah dilihat melalui matahati, sedangkan
besok (di akhirat) dengan mata kepala.
“Tidak ada sesuatu apa pun yang menyerupainNya, dan Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Para pecinta senantiasa ridlo hanya kepadaNya, bukan lainNya.
Mereka memohon pertolongan hanya kepadaNya dan membatasi yang
lainNya. Kepedihan faqir adalah kemanisan bagi mereka, lebih
daripada meraih RidloNya, mendapatkan nikmat dariNya.
Kecukupan mereka pada kefaqiran mereka, kenikmatan mereka pada
duka mereka, kemesraan mereka pada gentarnya mereka. Rasa dekat
mereka pada jauh mereka, istirahat mereka pada beban mereka.
SuNgguh baik dan indah bagi mereka wahai yang bersabar, wahai
yang ridlo, wahai mereka yang fana dari nafsunya dan hawa
nafsunya.
Wahai orang-orang sufi, berselaraslah kalian dengan Allah swt
dan ridlolah kepadaNya atas Af’alNya yang diberikan padamu dan
sesamamu. Janganlah kalian semua mengajariNya dan merekayasa
dengan akalmu kepadaNya, karena Dia lebih mengerti dari dirimu.
“Allah Maha Tahu sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (Al-
Baqarah: 216)
Berhentilah di hadapanNya dengan jejak-jejak kekosongan dari
akal dan pengetahuanmu serta ilmumu, agar kalian meraih
ilmuNya. Biarkanlah dirimu dan jangan memilih, biarkan dirimu
agar Dia memilihkan pengetahuanNya padamu. Membiarkan diri,
lalu meraih pengetahuan, kemudian sampai pada yang diketahui,
lalu sampai pada tujuan.
Awalnya adalah kehendak, kemudian meraih maksud kehendak.
Beramallah, sesungguhnya aku hanyalah pemintal tali, dimana aku
memintal tali kalian yang putus. Aku tidak punya sedikit pun
kepentingan kecuali semua ini adalah kepentinganmu. Aku tak
pernah susah kecuali susahmu. Aku terbang kemana pun kalian
jatuh aku temukan.
Yang terpenting bagi kalian adalah batu-batu yang terlontarkan,
wahai orang yang hanya duduk-duduk, penuh dengan benan berat
yang ditimbun oleh nafsu dan terikat oleh kesenangan nafsumu.
Ya Allah rahmati aku dan rahmati mereka.

No comments:

Post a Comment

my father

my father

me and mr. cipto

me and mr. cipto

gunung kelud

gunung kelud